Banyuasin.jejakopd.com – Beredarnya kabar baju batik gratis bantuan Pemerintah kabupaten Banyuasin yang sempat di jual belikan oleh oknum guru membuat Wakil Bupati Banyuasin geram dan angkat bicara .
Wakil Bupati Banyuasin Selamet Somosentono yang didampingi oleh sekretaris daerah(sekda)DR.H.Senen Har serta kepala Dinas Pendidikan dan Budaya Banyuasin HM.Yusup.MS, Jum’at 6/12/2019 disela sela kegiatan rutinnya menjelaskan kepada awak media.
“Hari ini saya sengaja akan menjelaskan
kenapa saya harus angkat bicara ? karena agar masalah jelas dan tidak lagi terjadi simpang siur”.
Selamat mengatakan bantuan baju batik gratis itu diberikan untuk sekolah, guna mengusung program Banyuasin Cerdas .
Dan isu yang sempat hangat tentang baju yang dibeli wali murid itu bukanlah baju gratis yang dibagikan gratis oleh Pemerintah kabupaten banyuasin.
“Baju batik gratis bantuan Pemkab Banyuasin itu memiliki ciri,yakni gambar Bupati dan Wakil Bupati yang ada di saku depan baju tersebut,” jelasnya.
Baju batik yang dibeli oleh para wali murid di sekolah, murni pengadaan pihak sekolah.
“Sekali lagi kami tegaskan Program Banyuasin Cerdas seperti bantuan buku tulis, baju seragam batik dan tas sekolah yang dianggarkan Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin pada tahun 2019 telah disalurkan ke sekolah, namun masih bertahap,” urainya.
Karena Wilayah Kabupaten Banyuasin itu luas sehingga pembagiannya belum merata di sekolah SD dan SMP.
Tetapi Kata Selamat untuk buku tulis sudah banyak yang disalurkan.
Kadis Pendidikan dan Budaya, H.M Yusuf, menambahkan, peralatan siswa, seperti buku tulis telah dibagikan langsung ke sekolah-sekolah pada pertengahan tahun. Dimana pihak ketiga yang membagikan langsung ke sekolah 1 pak berjumlah 10 eksemplar untuk per siswa.
Sementara tas dan baju batik dari pihak ketiga diterima Disdikbud untuk disimpan ke gudang lalu dibagikan kepada pelajar kelas 1 SDN dan pelajar kelas 1 SMPN pada saat Bupati Banyuasin Askolani melakukan kunjungan ke Kecamatan.
“Dari 21 Kecamatan ada tiga Kecamatan yang belum dibagikan, yaitu Kecamatan Air Salek, Tanjung Lago dan terakhir Kecamatan Banyuasin II. Tapi dalam waktu dekat akan kita bagikan, “jelasnya.
Ia mengakui kalau keterlambatan pembagian baju seragam batik, tas sekolah itu, karena pihaknya menyesuaikan jadwal kunjungan Bupati dan Wabup ke setiap kecamatan.
“Jadi kalau ada momen kegiatan Bupati kita bagikan,”.
Yusuf menegaskan kalau bantuan itu gratis alias tidak dipungut biaya sama sekali. “Jadi kalau ada oknum memperjual belikan bantuan itu, segera laporkan. Kita akan tindaklanjuti, bahkan akan kita berikan sanksi,” ungkapnya.
Sedangkan bantuan buku telah dibagikan secara langsung ke setiap sekolah – sekolah oleh pihak rekanan. “Sudah dibagikan semua, “katanya.
Dia menyebutkan ada sekitar 17.646 pelajar SDN kelas 1 dan 10.629 pelajar SMPN kelas 1 yang mendapatkan bantuan gratis dari Pemkab Banyuasin.
“Kalaupun pelajar kelas 1 SDN dan pelajar kelas 1 SMP belum dapat, kemungkinan siswa pindahan dan lain sebagainya,”katanya.
Pada 2019 untuk sekolah swasta tambah dia belum dianggarkan untuk seragam batik, tas sekolah dan buku, dikarenakan keterbatasan anggaran.
Sebelumnya banyak wali murid bingung dan mempertanyakan, soal pembelian baju dibatik disekolah. Padahal sepengetahuan mereka Pemkab Banyuasin menyalurkan bantuan pakaian batik gratis, sebagai program Banyuasin Cerdas, namun mereka tetap ada yang disuruh membeli, bahkan yang membingungkan lagi baju batik tersebut di jual dari sekolah dengan harga yang variatif.(oc*red)