Palembang,jejakopd.com – Dalam Rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,PWI sumsel dikagetkan oleh kehadiran orang Nomor Wahid disumsel,pasalnya dimasa libur kerja dan di tengah padatnya agenda, Gubernur Sumsel H Herman Deru, sengaja menyempatkan diri untuk menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di kantor PWI Sumsel, Jalan Supeno No 11 Palembang, Sabtu (7/11/2020).
Kehadiran Deru begitu mengejutkan dan membanggakan Wartawan di Sumsel, terutama pers dan media di Sumsel. Karena acara yang digelar internal anggota PWI Sumsel ini yang dilakukan oleh PWI Sumsel Peduli dan IKWI (Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia) Sumsel dari pihak luar hanya mengundang Gubernur.
Di awal sambutannya, Gubernur merasakan seperti ada pesan yang menyelimuti pikirannya. Menurut Gubernur begitu datang ke kantor PWI, listriknya mati. “Perlu dibantu genset ke kantor PWI Sumsel,” ujar Deru.
Dalam sambutannya, Deru menyampaikan salut dengan PWI Sumsel yang menggagas menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW, karena acara seperti ini sangat penting kaitan dengan kehidupan beragama yang kita anut. Deru juga menyampaikan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Bahkan seusai menyampaikan sambutannya Gubernur melihat kondisi kantor PWI saat ini, Gubenur memanggil Kadis PU agar membantu merehab gedung PWI saat ini. Deru berjanji akan merehab kantor PWI yang menurutnya adalah heritage, yang dilindungi karena peninggalan bangunan zaman Belanda. “Bentuk bangunannya jangan diubah hanya memperbaiki saja,” ujar Deru disambut tepuk tangan peserta. Selain membantu rehab kantor PWI Sumsel, Deru juga membantu empat unit laptop dan keperluan sekretariat PWI Sumsel.
Setelah menyampaikan sambutan, Deru berkenan menandatangani backdrop Kedai Ngopi Cow (Ngobrol Pinter Caro Wartawan ) di halaman kantor PWI Sumsel, dan bahkan Deru berkenan melihat kondisi gedung PWI yang belum pernah direhab ini. Deru bahkan melihat ruang per ruang di kantor PWI.
Berkaitan dengan pers, Deru menggelitik terkait dengan penggunaan kata diduga. Menurut Deru kadang kadang kata diduga dalam berita, masih perlu pengecekan kebenarannya. Deru juga menyinggung terkait dengan banyak media online. Namun Deru meminta agar media media berperan dan bekerja sesuai kompetensi serta patuh terhadap kode etik jurnalistik. Deru juga berpesan agar media koran agar tetap ada, karena media koran tetap memiliki kelebihan bagi konsumen atau pembaca. Karena koran menjadi dokumen yang bisa dikliping.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar mengakui sangat surprise dengan kehadiran Pak Gubernur ke kantor PWI. Wartawan di Sumsel mengaku bangga atas kepedulian Gubernur dan mau datang ke kantor PWI Sumsel. Hubungan PWI Sumsel yang selama ini sudah terjalin dengan baik. “Kehadiran Pak Gub di kantor PWI untuk menghadiri Maulid Nabi Muhammad sungguh tindakan luar biasa, dan penghargaan ke Pak Gub sebagai kepada daerah yang peduli pers dan PWI ini dibuktikan dengan hadir langsung ke kantor PWI, walaupun di tengah hujan.
Firdaus menyampaikan terima kasih atas perhatian besar kepada PWI Sumsel. Kepada seluruh pengurus serta anggota yang telah aktif dalam kegaitan PWI, Firdaus mengucapkan terima kasih. Kegiatan digelar PWI Peduli dan IKWI PWI Sumsel ini atas gotong royong dari seluruh PWI bisa kita selenggarakan. “Semoga ke depan PWI makin maju dan masyarakat Sumsel dalam keadaan sehat dan bahagia, serta dalam lindungan Allah SWT,” tutup Firdaus.
Sementara itu Ustadz Irwan Yunus, dalam tausyiah nya dengan tema “meneladani ahlak Rasullullah” mengingatkan jemaah agar dalam menjalan kehidupan sehari hari dapat meneladani sifat sifat Rosul. Ustadz Irwan mencontohkan kisah Rasul yang setiap dalam perjalanan ke Masjid, selalu diludahi oleh orang yang tidak suka Rasul. Suatu saat tidak ada lagi orang yang biasa meludahi Rasul saat melewati perjalanan ke masjid. “Apa yang dilakukan Rasul, beliau mencari informasi keberadaan dia, dan ternyata dalam keadaan sakit,” ujar Ustadz Irwan. Rasul lah orang yang pertama menenggoknya dan saat itu juga tergerak orang yang biasa meludahi Rasul, bersyahadat dan masuk Islam.
Laporan kasma
Editor Yaska hosa kohaya